Ironi, Indonesia yang dianugerahi alam dengan air berlimpah justru memiliki kualitas air yang makin terpuruk. Ketersediaan air bersih di kota Jakarta kian sulit terjangkau masyarakat. Tentunya ancaman penyakit mengintai kesehatan. Febrina (31) menyampaikan keluhan yang dialaminya. "Air di sini mulai keruh, dan menyisakan warna kuning di gelas. Jika dipakai untuk minum rasanya tidak segar lagi" ujarnya.Hal serupa juga dialami warga lainnya yang tinggal di pinggiran Jakarta Timur, Nita (36). Kualitas air tanah menurun, saat air yang dikelola Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) macet kami tidak punya alternatif. "Kami membeli air kemasan atau isi ulang untuk keperluan minum sehari-hari," ujarnya.Kondisi ini sudah menjadi fakta di hampir seluruh sudut kota Jakarta. Perhatikan kehidupan masyarakat di bantaran kali. Sungai menjadi tempat pembuangan sampah abadi. Pabrik-pabrik yang jumlahnya kian bertambah banyak tidak terkontrol membuang limbah ke sungai terdekat. Masyarakat pun sama saja. Mereka membuang sampah sembarang yang pada akhirnya mengalir ke sungai. Jadilah sungai sebagai tong sampah raksasa.
Dalam kondisi semacam ini, teknologi pembersih air bisa menjadi salah satu kebutuhan mendesak. Teknologi Filterisasi, Ultraviolet dan Ozonisasi digunakan di negara maju seperti Amerika, Kanada dan Jepang. Teknologi inilah yang digunakan oleh banyak penyedia air minum isi ulang.
